Entri Populer

Jumat, 11 Februari 2011

Aksi bringas yang tidak prikemanusiaan akibat dipanasin oleh seorang dibalik layar














jakarta -beritatercepat
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan indikasi kejanggalan dalam kasus kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang. Diantaranya, Komnas HAM menduga kepolisian sudah mengetahui jumlah warga yang akan menyerang jemaah.
"Kami hormati Komnas HAM yang melakukan penyelidikan kasus ini. Tapi, kepolisian itu sudah mengantisipasi bentrok sejak Kamis dan Jumat," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar saat dihubungi, Jumat 11 Februari 2011. "Bentroknya kan terjadi Minggu."
Kepolisian, kata dia, sudah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah bentrokan terjadi. Antara lain, kepolisian sudah berdialog dengan jemaah Ahmadiyah yang bertahan di sebuah rumah sebelum diserang. Namun, saat itu, jemaah menolak untuk dievakuasi.

Selain itu, sambungnya, kepolisian pun melakukan pemeriksaan internal untuk mengantisipasi ada pelanggaran prosedur yang dilakukan petugas di lapangan. "Biarkan Komnas bekerja, juga biarkan kami bekerja," kata dia. Sejauh ini, kata Boy, proses pemeriksaan aparat di Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum).

Komnas HAM berencana meminta keterangan kepolisian? "Kepolisian yang mana. Sudah kami katakan, kami pun melakukan pemeriksaan internal. Biarkan kami bekerja. Kami tetap menghargai kerja Komnas," kata dia.

Sebelumnya, Boy juga menjelaskan mengapa tak cukup banyak petugas polisi di TKP saat kejadian. "Mendatangkan aparat dalam jumlah besar tak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Masalah utamanya, lokasi kejadian jauh dari pusat kota.Arif, perekam serangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu 6 Februari 2011 lalu merupakan jemaah Ahmadiyah. Tetapi, mengapa selama merekam gambar Arif tidak turut diserang massa?

"Katanya dia mengaku wartawan," kata Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ridha Saleh, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 11 Februari 2011.

Karena mengaku wartawan itulah, kata Ridha, Arif tidak menjadi sasaran massa yang mengamuk. Padahal, massa yang beringas itu menyerang jemaah Ahmadiyah di dalam rumah.

Rencananya, sekitar pukul 10 pagi ini, Arif akan memberikan testimoni di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat. Arif akan sedikit memberikan penjelasan tentang kegiatan perekaman itu.

Usai memberikan testimoni di Komnas HAM, rencananya Arif akan memberikan keterangan kepada polisi. Komnas HAM sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri agar Arif membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Gambar yang dihasilkan dalam video memperlihatkan jelas kejadian sebelum penyerangan sampai aksi massa berakhir. Arif, si pengambil gambar terlihat leluasa merekam peristiwa itu dari berbagai sudut. Bahkan, di tengah kondisi yang sangat berbahaya itu, Arif berada dalam kondisi aman. Perekam video penyerangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu 6 Februari 2011 lalu, akhirnya diketahui. Rencananya, pagi ini, si perekam video akan sedikit memberikan penjelasan di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Rencananya nanti sekitar pukul 10.00 dia akan memberikan penjelasan," kata Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 11 Februari 2011.

Siapa si perekam yang sempat dicari-cari polisi itu? "Namanya Arif. Dia memang mengaku merekam," kata Ridha. Arif, kata Ridha, merupakan anggota jemaah Ahmadiyah. Arif akan memberikan keterangan di Komnas HAM atas kegiatan perekaman gambar yang dilakukan.

Komnas HAM sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri tentang kegiatan Arif yang merekam gambar penyerangan. Usai menggelar keterangan pers di Komnas HAM, Arif akan memberikan keterangan di Mabes Polri.

"Kami meminta Mabes Polri agar Arif dapat di-BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Tetapi, kami meminta Mabes Polri untuk menjemput Arif," ujar Ridha.

Dalam video itu terlihat, si pengambil gambar terlihat leluasa merekam peristiwa itu dari berbagai sudut. Bahkan, di tengah kondisi yang sangat berbahaya itu, si perekam berada dalam kondisi aman. Si perekam juga sudah berada di lokasi saat serangan itu berlangsung.

Soal video itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam mengatakan belum diketahui siapa pengambil dan pengunggahnya ke Internet. Dan polisi juga tidak akan memeriksa si pengunggah video itu ke internet,

"Ya tidaklah, nanti dia tidak mau upload lagi, dong," kata Anton di Mabes Polri, Kamis, 10 Februari 2011. Video itu digunakan polisi untuk menemukan pelaku kerusuhan lainnya. "Iya itu jadi bahan masukan Irwasum dan Bareskrim,"(tian43a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar