Entri Populer

Senin, 24 Januari 2011

Hati - hati naik Odong odong






Selasa, 18 Januari 2011
MARELAN
Angkutan massal atau yang lebih ngetop dengan istilah odong-odong makan korban jiwa. Feri Arianto (11) warga Jl. Marelan Raya Pasar II Timur, Gang Sepakat, Lingkungan 24, Kel. Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan, tewas mengenaskan setelah jatuh dari angkutan mirip kereta api itu.

Kecelakaan terjadi saat mobil bergandeng tersebut melintas di Jl. Veteran, Pasar 8, Desa Manunggal, Kec. Labuhan Deli, Sabtu (15/1) malam, sekira pukul 23.00 WIB. Tragisnya lagi, usai terhempas ke aspal, tubuh bocah malang yang masih duduk di bangku kelas VI SD itu langsung disambar sepedamotor yang melaju dari arah sama. Sementara itu, melihat korban bersimbah darah, Sandi (28) supir angkutan yang tengah diminati warga Medan itu sontak melarikan diri. Informasi yang dikumpulkan POSMETRO dari saksi mata bernama Sahrul (35) mengatakan, malam itu odong-odong yang mengangkut puluhan bocah yang hendak keliling kampung itu melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Medan menuju Marelan.

Sedangkan Feri yang berdiri persis di tengah penyambung gerbong tampak terlalu kegirangan. Sangkin girangnya, korban tiba-tiba terpeleset dan ‘terjun bebas’ ke aspal. Puluhan penumpang lain yang melihat peristiwa itu sontak langsung histeris sembari minta si supir menghentikan laju kendaraanya. Tapi karena takut diamuk massa, Sandi memilih melarikan diri. Oleh warga, korban pun diboyong ke RS Maya Sari. “Setelah jatuh, tubuh anak itu ditabrak kereta lagi,” kata Sahrul. Tapi Tuhan berkehendak lain, belum juga sempat mendapat perawatan medis, korban keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Kabar kematian Feri sontak membuat Dartono (42) dan Mis (40) menangis histeris. Meski tak terima dengan kematian putra tercinta mereka, tapi pasutri ini tetap berbesar hati menyetujui upaya damai yang ditawarkan pihak pengusaha odong-odong itu. “Sampai hari ini supirnya belum ada datang, tapi pemilik odong-odong telah datang untuk berdamai. Keluarga sudah ikhlas, masalah odong-odong diamankan polisi itu urusan pengusahanya,” kata Sugianto, uwak kandung korban pada kru koran ini. Sementara itu, Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Sugeng Riyadi yang dikonfirmasi mengaku kalau pihaknya telah memeriksa beberapa saksi. (tian43a)
 


Untuk naikan nama rela foto Bugil


SENIN, 24 JANUARI 2011 | 10:55


Cynthiara Alona mengakui ada setting-an untuk mendongkrak popularitas film. Ia sendiri pernah mendapat tugas untuk itu. “Aku juga pernah di-setting untuk keperluan promosi film. Tujuannya ya agar masyarakat penasaran lihat filmnya. Kalau nggak gitu ya katanya filmnya nggak laku. Aku nggak setuju, tapi perintahnya begitu,” kata Alona yang merahasiakan apa settingan-nya dan film yang dimaksud.

Bagi Alona, cara promosi dengan setting-an sebenarnya menunjukkan kualitas sebuah film. “Cara seperti itu sih harusnya udah nggak dilakukan lagi ya. Boleh dibilang ketinggalan jamanlah. Kalau masih ada pembuat film yang menggunakan cari itu, berarti filmnya jelek,” cetus Alona kepada Rakyat Merdeka.

Menurut Alona, jika film yang dibuat oleh production house memiliki jalan cerita yang baik dan pantas untuk ditonton, pastinya promosi yang dilakukan bukan menggunakan skenario palsu mengangkat filmnya. ‘’Itu juga menunjukkan nggak pede sama filmnya,” beber bintang film Diperkosa Setan ini.

Soal perfilman, Alona melihat, masyarakat sudah mulai pintar memilih tontonan tanpa sensasi hasil rekayasa kasus.

“Toh banyak juga film yang udah dibikin sensasi malah sepi penonton. Karena penonton sekarang makin selektif milih film. Kalau setiap PH harus pakai setting-an, yang ditonton settingan-nya apa filmnya,” tanya cewek yang sempat tampil bugil di majalah

6 Pria Berpistol Beraksi, Istri Bos Showroom Dirampok




SENIN, 24 JANUARI 2011 | 11:02



Senin, 24 Januari 2011
MEDAN-
-Komplotan perampok berpistol beraksi lagi. Kali ini giliran rumah Jhoni Tuerah (43), pemilik showroom sepeda motor Yamaha di Padang Sidimpuan, yang menetap di Jl Timor Baru II, Kel.Gang Buntu, Kec.Medan Timur, Minggu(23/1) pukul 07.30 WIB.

Dalam aksinya perampok berhasil menyikat sejumlah perhiasan berlian, uang tunai, handphone bernilai ratusan juta rupiah. Aksi mereka berjalan mulus setelah berhasil menyakap pemilik rumah dan anak-anaknya.

Rumah mewah itu milik pasangan suami istri, Jhoni Tuerah (43) dan Sheren Johana (40). Diceritakan Sheren, dia dan anaknya, Glen (15) serta Nicholas (14 bulan) sedang memasak di dapur. Sedangkan suaminya, Jhoni Tuareh kebetulan sedang tidak di rumah. Pagi itu pembantunya Suryani (27), sedang menyapu halaman rumah. Tiba-tiba gerombolan tamu tak diundang itu meringsek masuk. Pintu pagar yang tak terkunci membuat aksi kawanan rampok mulus masuk rumah.

‘’Waktu itu, pembantu saya sedang menyapu rumah. Tiba-tiba saja ada enam pria yang langsung masuk dan menodongkan pistol pada pembantu saya dan langsung menuju ke arah saya dan anak saya,’’ ujar wanita yang akrab disapa A Sien itu.

Memang, gerbang dan pintu, tak lagi dikunci sebab hari sudah terang. Hanya saja, suasana lingkungan masih sepi.

Dalam keadaan takut karena ditodong pistol, Suryani berjalan menuju arah majikannya. Seperti pembantunya, A Sien dan kedua anaknya juga langsung ditodong pistol jenis FN. ‘’Mereka menyuruh kami diam dan tiarap, lalu kaki dan tanganku dan anak-anaku diikat pake tali kabel,’’terang A Sien, ketika diwawancarai, kemarin.

Suryani tak diikat. Dia disuruh menenangkan Nicholas, yang terus menangis karena ketakutan. Selanjutnya, kelima pelaku naik ke lantai 2 rumah. Mereka memeriksa seluruh isi kamar. Sedangkan seorang pelaku, menjaga A Sien, Glen dan Suryani, tetap dalam todongan pistol.

Nah, pelaku akhirnya menuju kamar A Sien dan mengacak-acak semua lemari dan laci mencari barang-barang berharga milik korban. ‘’Setelah mengacak-acak kamar saya, salah satu dari mereka turun dan membuka ikatan kaki saya, mereka lalu mengajak saya ke atas. Sampai di atas, mereka bertanya pada saya, mana lagi uang dolar dan barang-barang berharga milikmu yang lainnya, kata perampok itu. Lalu saya jawab sudah semua itu barang berharga yang saya miliki, nggak ada lagi pak,’’ katanya. A Sien juga diancam diperkosa dan dibunuh bila tidak menunjukkan semua barang berharga miliknya.

Puas mendapatkan uang Rp14 juta, 5 jam tangan, 2 set perhiasan berlian, 2 BlackBerry, 2 Nokia, 1 hp Lexus, 1 laptop dan cincin tunangan milik Suryani, para perampok langsung pergi.

‘’Para pelaku masuk ke lokasi pagi hari dan langsung melakukan penyekapan. Pemilik dan beberapa orang yang berada di dalam rumah langsung diamankan ke dalam satu kamar, dan setelah itu para pelaku melaksanakan aksinya,’’ ungkap Kapolsek Medan Timur, Kompol Patar Silalahi yang saat itu berada di TKP. Ditegaskannya, berdasarkan keterangan korban tentang ciri-ciri para pelaku, ada kemiripan dengan perampokan di Emerald Garden beberapa waktu lalu. ‘’Untuk kasus ini, kita akan tetap melakukan penyelidikan,” jelasnya.

Selain itu, bekerjasama dengan jajaran kepolisian lain, Polresta Medan menutup jalur perjalanan menuju luar kota. ‘’Untuk mempersempit ruang gerak pelaku, kita telah perintahkan anggota untuk menutup dan memantau akses menuju luar kota,’’tegas Patar. ‘’Kita sudah bentuk tim, tim ini gabungan Polsek Medan Timur dengan Polresta Medan,’’ tukasnya. Hingga saat ini petugas masih memeriksa saksi-saksi di Polsek Medan Timur. ‘’Saksi masih terus kita periksa, kita masih selidiki apakah peristiwa ini ada kaitannya dengan peristiwa perampokan di Medan Barat dan di Medan Kota,’’ pungkasnya, mengaku para tersangka tidak mengenakan penutup wajah saat beraksi.(ray/ala/sal/joe)

“Om..Lala Jangan Diikat Ya, Lala kan Masih Kecil”

Ada kisah menarik saat 5 perampok naik ke lantai 2 rumah. Saat menggelaedah seluruh kamar, ada kamar yang masih terkunci. Para perampok menggedornya. Di dalam, Geofani (14) dan Lala (6) sedang tidur. Keduanya juga anak A Sien. Karena terus digedor, Lala akhirnya membuka pintu. Dia tak sadar bakal menemukan penjahat di balik pintu kamar.

Begitu dibuka, sontak dia kaget melihat sejumlah pria tak dikenal langsung mengancamnya. ‘’Om Lala jangan diikat ya, Lala kan masih kecil. Jadi jangan diikat ya,’’ ujar Lala ketakutan, saat menyaksikan kakaknya diikat. Anehnya, perampok itu mengabulkan permintaannya.

Setelah menggasak harta dari rumah itu, para perampok pergi mengendarai mobil. Sayangnya, tak diketahui jenis mobil yang mereka gunakan. Tapi, sebelum pergi, seluruh penghuni rumah diikat, kecuali Lala. “Setelah rampok itu pergi, awalnya saya minta tolong sama anak saya Lala untuk mengambilkan gunting dan memotong tali ikatan tangan saya,’’ ungkap Asien. Setelah terlepas, barulah dia berlari ke depan dan menjerit minta tolong, sedangkan pelaku sudah kabur.

Memang, saat itu, Jhoni Tuareh lagi tak berada di rumah. “Ayah lagi bisnis di Malaysia. Aku sempat kejar (perampok) pakai mobil tapi gak ketemu. Setelah tidak dapat mengejar, saya langsung menanya kepada petugas keamanan, tapi mereka juga tidak mengetahui,” jelas Glen.(tian43a)

Museum Batak sudah dioperasikan

Museum Batak
TOBASA, Sumut 18/1 – MUSEUM BATAK. Pengunjung melihat benda sejarah Batak di Museum Batak TB Silalahi Balige Kabupaten Tobasa, Sumut, Selasa (18/1). Museum Batak tersebut menyimpan sejumlah koleksi budaya berupa artefak Batak sekaligus menjadi tempat untuk mempelajari benda-benda kuno serta kebudayaan warisan leluhur bangsa Batak. (tian43a)

Data Ketahanan Pangan Sumut Tidak Valid


Medan, Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Sumatera Utara Brilian Moktar menilai, data ketahanan pangan di daerah itu tidak valid dan masih harus dipertanyakan.

“Data yang disampaikan kepada kami pada rapat dengar pendapat antara Komisi B dengan Badan ketahanan Pangan (BKP) tidak valid dan terkesan hanya untuk membuat gubernur senang seolah-olah visi-misi ‘rakyat tidak lapar’ sudah tercapai,” katanya di Medan, Senin.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku heran karena data yang diterima dari BKPSumut menunjukkan daerah itu mengalami surplus untuk semua kebutuhan pokok, mulai dari beras hingga cabai.
“Tapi kenyataannya tidak seperti itu, karena harga tidak pernah stabil dan rakyat masih banyak yang lapar. Bahkan cabai disebut-sebut salah satu penyebab 

Brilian Moktar

lonjakan inflasi dan harga beras bisa mencapai Rp10.500 per kg,” ujarnya.
Kondisi tersebut, menurut dia, tidak bisa diterima dan merupakan kesalahan dinas terkait.
Brilian Moktar yang juga Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut mengaku tidak sependapat jika semua persoalan bahan kebutuhan pokok di Sumut disebut akibat adanya “invisible hand” atau karena mekanisme pasar.
Melihat situasi iklim, perekonomian dan kebutuhan masyarakat, ia berharap BKP Sumut berperan sebagai “motor” dan menyampaikan persoalan sesungguhnya kepada satuan kerja perangkat daerah (SPKD) terkait.
Menurut Brilian Moktar, semua itu bisa terjadi karena tidak ada koordinasi yang baik di antara SKPD terkait. Lebih parah lagi, para kepala daerah sebagai pejabat yang memimpin langsung upaya-upaya mengatasi masalah ketahanan pangan justru tidak sadar bahwa mereka telah gagal.
Kasus banjir atau kemarau yang terjadi secara berlebihan di sejumlah negara, katanya, harus jadi kewaspadaan utama. Apalagi negara lumbung beras dunia seperti Thailand dan Vietnam berencana mengurangi ekspor beras mulai tahun ini, dan itu akan sangat membahayakan ketahanan pangan nasional.
Namun demikian, ia mengaku sangat gembira karena pada rapat dengar pendapat hari itu BKP Sumut dapat menerima usulan DPRD untuk merancang Rencana Induk Ketahanan Pangan Sumut dan kemudian segera diperdakan.
Menghadapi segala kemungkinan, terutama terkait apa yang mungkin terjadi pada 2012, ia meminta semua SKPD terkait bekerja keras kalau tidak ingin menjadi pihak yang disalahkan jika terjadi sesuatu terkait ketahanan pangan.
Wakil gubernur dan sekretaris daerah diminta segera mengumpulkan SKPD terkait untuk berkoordinasi membahas ketahanan pangan termasuk terkait rencana Thailand dan Vietnam untuk tidak lagi mengekspor beras mulai tahun ini.
Koordinasi
Sependapat dengan Brilian Moktar, anggota Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Sumut Dadang Darmawan mengatakan, segala persoalan terkait ketahanan pangan di daerah itu lebih karena tidak adanya koordinasi antarinstansi terkait.
Pemerintah, menurut dia, tidak mampu mengkoordinasikan instansi terkait dalam menciptakan ketahanan pangan, karena memang sulit dikoordinasikan.
“Tidak satu pun kebijakan ketahanan pangan yang lahir melalui koordinasi,” ujar staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Karenanya, menurut dia, DKP Sumut mendesak kepala daerah untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengajak partipasi semua instansi terkait.
“Selama ini tidak ada koordinasi dan kepala daerah justru tidak peduli dengan masalah ketahanan pangan. Karenanya omong kosong jika ada kepala daerah yang berkoar-koar soal ketahanan pangan di daerahnya,” katanya.
Terkait data yang menyebutkan Sumut surplus bahan pangan, menurut Dadang Darmawan, kelemahannya pemerintah tidak punya kemampuan membeli gabah atau beras ketika surplus terjadi.
Surplus tidak menjadi keuntungan apa pun karena tidak bisa dikelola dengan baik. “Jadi, meski surplus, kita tetap mengimpor dan itu wajar karena pemerintah memang peduli dan tidak mampu mengelola surplus,”(tian43a)

Tersangka Terorisme

Tersangka Terorisme
Medan, 24/1 – TERSANGKA TERORISME. Satu dari sembilan orang tersangka terorisme, dikawal petugas setibanya di halaman Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, saat penyerahan berkas dan barang bukti oleh pihak kepolisian kepada pihak kejaksaan, di MedanSumut, Senin (24/1). Kesembilan tersangka terorisme tersebut, diantaranya terlibat kasus perampokan bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus lalu.(tian43a)

Waspada Cuaca Buruk Besok

Kemungkinan ini didukung oleh aktivitas badai tropis ”LAURENCE” di daratan Australia bagian barat dan daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang berpengaruh terhadap aktivitas pertumbuhan awan – awan hujan di wilayah Indonesia sebelah barat dan selatan khatulistiwa.

Faktor pendukung lainnya adalah adanya daerah pumpunan angin di sepanjang pesisir barat Sumatera serta daerah pumpunan angin yang memanjang dari Maluku Tengah hingga Papua utara yang mendukung pertumbuhan awan – awan hujan di sekitar daerah tersebut. Kondisi suhu muka laut di perairan sebelah timur dan selatan Khatulistiwa yang masih cukup hangat mendukung suplai uap air ke wilayah tersebut.

Selain itu aktivitas konvektif terkait dengan temperatur yang cukup tinggi pada siang hari merupakan aktivitas atmosfer berskala lokal yang membuka peluang bagi pertumbuhan awan – awan konvektif dan berpotensi menimbulkan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir dalam waktu tidak terlalu lama.

Wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat disertai petir dan angin kencang adalah pesisir timur Sumatera bagian utara; pesisir barat Sumatera; Sumatera bagian utara, tengah dan selatan; Kalimantan bagian barat, tengah dan selatan; Jabodetabek; sebagian besar pulau Jawa; Sulawesi bagian utara, tengah dan selatan; Bali dan Nusa Tenggara; Maluku bagian utara dan tenggara; Papua bagian tengah dan selatan(tian43a)

Cuaca Buruk, Merpati Tujuan Makassar-Jayapura Delay 7 Jam 30 Menit

 


jakarta (berita tercepat)
- Sebanyak 134 penumpang pesawat Merpati tujuan Makassar-Jayapura mengalami penundaan keberangkatan selama 7 jam 30 menit, dikarenakan cuaca buruk. Seharusnya para penumpang tersebut sudah meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, pada pukul 01.30 Wita dini hari tadi (10/1/2010), namun kabar yang diterima penumpang pihak Merpati akan memberangkatkan pesawatnya pada pukul 09.00 Wita nanti.

Menurut GM Merpati Region Makassar, Donny Rurut yang dihubungi detikcom, pihak Merpati tidak berani memberangkatkan pesawatnya dengan kondisi mesin pesawat yang tidak fit, sementara cuaca di wilayah Makassar dan sekitar sangat ekstrim. "Kami sudah berusaha memberi pengertian pada seluruh penumpang kami tentang kondisi cuaca buruk yang bisa mengancam keselamatan penerbangan, namun ada beberapa penumpang tidak mau tahu dan tetap menunggu di Bandara," pungkas Donny.

Pihak Merpati sendiri sudah menginapkan para penumpangnya di sejumlah hotel transit di sekitar Bandara. Beberapa penumpang di antaranya memilih tetap berdiam di Ruang Tunggu Bandara. Selain itu, pihak Merpati juga memilih mengistirahatkan pesawat sebelumnya, yakni Merpati MZ 766, dengan mendatangkan pesawat yang baru dari Jakarta.
(tian43a)

Pesawat Air Asia Tujuan Singapura Diblokir

Sejumlah penumpang Air Asia tujuan Jakarta-Singapura dengan nomor penerbangan QZ 7786, tertahan di Bandara Soekarno Hatta, sejak sore tadi, pukul 18.00 Wib, Sabtu 4 April 2009.

Arini, salah seorang penumpang Air Asia menyatakan, saat tiba di bandara dia dikagetkan dengan kerumunan calon penumpang di depan pintu masuk pengecekan.

"Seharusnya saya berangkat jam 6 sore, tapi karena tertahan, hingga kini masih harus menunggu," ujar Arini, saat menghubungi VIVAnews, Sabtu 4 April 2009.

Arini yang berencana berlibur ke Singapura harus tertunda sementara. Menurut keterangan di pintu masuk, penerbangan tujuan Singapura di blokir oleh calon penumpang dari Malaysia.

"Saya tidak tahu persis persoalannya, yang jelas ada keterangan dari penumpang tujuan Malaysia yang memblokir, dengan alasan sejak pukul 10.00 belum juga diberangkatkan," tuturnya.

Karena itulah calon penumpang kecewa dan memutuskan untuk memblokir perjalanan tujuan Jakarta-Singapura. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak maskapai penerbangan Air Asia.
(tian43a)

Rumah Duka Semakin Ramai Dikunjungi Masyarakat Yang Melayat Almarhum GM. Panggabean Medan .Ratusan papan bunga bertaburan disetiap sudut persimpangan

Medan, Berita tercepat , Hari kedua, Minggu (23/1), Almarhum GM. Panggabean disemayamkan di rumah duka Jl. Iskandar Muda No. 9 Medan. Rumah duka semakin ramai dikunjungi masyarakat yang melayat Almarhum GM. Panggabean. Baik dari dalam dan luar kota, secara perorangan atau rombongan, membanjiri rumah duka. Begitu juga halnya dari berbagai kalangan family keluarga besar almarhum. Dan para tokoh partai politik, dan berbagai instansi pemerintah, baik berupa pejabat daerah seperti rombongan Bupati Deliserdang Amri Tambunan, Plt. Walikota Tebing Tinggi Drs. Edi Sopyan Purba, anggota DPR-RI pusat Yasowwa Laoly, SH dari PDI-P yang didampingi Sofyan Tan, Eron Lumbangaol. 

Begitu juga dari kalangan Anggota DPRD dari berbagai partai, baik dari Tingkat I Sumut dan Tingkat II Medan secara silih berganti memberikan kata-kata penghiburan turut berduka cita atas meninggalnya DR. GM. Panggabean kepada keluarga yang ditinggalkan, dan sesekali terdengar dikumandangkan lagu-lagu puji-pujian rohani yang dibawakan penyanyi Marta Br. Hutagaol dan Cory Br. Sebayang.

Menurut Gabe (53) menjawab pertanyaan Penamedia CCS, besok Senin (24/1) malam, akan dilaksanakan acara Marria Raja di rumah duka, serta acara adat na gok dilaksanakan hari Selasa (25/1).Meninggalnya GM. Panggabean (20/1) di Singapura membuat para panitia penerima karangan bunga turut berduka cita sedikit kewalahan karena ratusan karangan bunga turut berduka cita berdatangan dari berbagai penjuru, maka dalam pengaturan karangan bunga itu, kita harus jeli mengaturnya, ujar Gabe (53) kepada CCS. Dan Jalan Iskandar Muda kini (22/1) untuk sementara dijadikan satu arah, hanya boleh dilalui dari Pajak Peringgan menuju Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan, karena di depan badan jalan Rumah Duka telah dipasang teratak sepanjang puluhan meter.Dan siang tadi (22/1) jam 11.00 Wib Jenajah Almarhum GM. Panggabean yang diusung keluarga dari Singapura ke Medan tiba di rumah duka Jl. Iskandar Muda No. 9 Medan. Dan tampak melayat Bupati Taput Toluto Tobing, Buppati Humbang Hasundutan, Walikota Sibolga, Akbar Tanjung Tokoh Golkar, yang langsung diterima Chandra Panggabean dan Istri Boru Marpaung mewakili keluarga. Dan menurut narasumber dari keluarga, Jenajah GM. Panggabean direncanakan dikebumikan Selasa (25/1) di Medan.(tian43a)