Entri Populer

Senin, 28 Februari 2011

Inang inang dari Batam menjual barang Monja dari Batam di Medan

Pelabuhan Belawan, Berita tercepat
Untuk membiayai kehidupan anak-anaknya, mencari uang di kampung orang dengan cara halal merupakan pekerjaan yang mulia dilakukan para inang-inang dari Sumatera Utara yang bermukim di Batam. Walau diseberang sana tinggal anak dan suami, hal itu tak mengurangi niat para inang-inang tersebut untuk berjuang dan berpacu mencari rupiah walau nyawa menjadi taruhannya. Sebagaimana setiap minggu malam dengan menggunakan transportasi jasa KM Kelud para inang-inang dari Batam dengan tujuan Medan turun di Pelabuhan Belawan tak tanggung-tanggung para inang-inang ini membawa barang dagangannya. Apakah barang dagangan para inang-inang tersebut dilengkapi dokumen hanya mereka dan pihak Bea Cukailah yang tahu. Namun menurut pengamatan wartawan SwaraPrananta dilapangan, di kuatirkan jika barang- barang tersebut tidak semuanya dilengkapi dokumen. Terlepas dari situ, yang pasti para inang-inang dari Batam yang menggunakan transportasi jasa KM Kelud yang baru tiba dan menginjakkan k akinya di Pelabuhan Belawan sangat di kagumi, karena demi mencari nafkah para inang-inang tersebut nekat menyebrangi lautan demi mebiayai anak-anaknya. Ana Boru Silaban salah seorang inang-inang yang dikonfermasi wartawan SwaraPrananta, Minggu (20/02) di Pelabuhan Belawan tentang keberaniannya berangkat dari Batam dengan cara bedagang mengatakan, “Apapun dihadapi demi membiayai anak-anak kami sekolah,” ujar Ana Boru Silaban. Ana Boru Silaban yang diwawancarai di salah satu warung nasi milik Ratna di pelabuhan tersebut sedikit mengeluh. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukannya bersama para inang-inang lain bertujuan untuk masyarakat banyak. “Ternyata masih ada orang yang memberi isu bahwa kami membawa barang yang tidak jelas. Isu tersebut mengatakan kami membawa barang Monja yang sudah dilarang pemerintah masuk ke pelabuhan. Padahal tidak ada, karena dari Batam ke Belawan seluruh barang kami sudah di periksa oleh Bea Cukai Batam dan termasuk dokumennya,” jelasnya. Walau pun begitu kata Ana Boru Silaban, biar ada isu-isu tentang mereka. Mereka tidak mudah putus asa untuk mencari nafkah demi anak. ” Apa pun yang terjadi kami tetap berjuang untuk membiayai anak kami sekolah supaya mereka menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara,” jelas Ana Boru Silaban. (tian43a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar